Kedudukan
motivasi sejajar dengan isi jiwa sebagai cipta (kognisi), karsa
(konasi), dan rasa (emosi) yang merupakan tridaya. Apabila cipta, karsa
dan rasa yang melekat pada diri seseorang, dikombinasikan
terhadap motivasi, dapat menjadi catur daya atau empat dorongan kekuatan yang dapat mengarahkan individu mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan.
terhadap motivasi, dapat menjadi catur daya atau empat dorongan kekuatan yang dapat mengarahkan individu mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan.
Lawler mengemukakan bahwa motivasi
adalah suatu kondisi yang mendorong atau menjadi penyebab seseorang
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang dilakukan secara sadar,
meskipun tidak tertutup kemungkinan bahwa dalam keadaan terpaksa
seseorang mungkin saja melakukan suatu kegiatan yang tidak disukainya.
Kegiatan yang didorong oleh sesuatu yang tidak disukai berupa kegiatan
yang terpaksa dilakukan cenderung berlangsung tidak efektif dan tidak
efisien. Motivasi juga dapat dinilai sebagai suatu daya dorong (driving force)
yang menyebabkan orang dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan. Hal
ini dijelaskan oleh Chauhan bahwa motivasi menunjuk pada gejala yang
melibatkan dorongan perbuatan terhadap tujuan tertentu.
Para pakar sosial berpendapat bahwa ada dua komponen utama untuk menganalisis motivasi
sebagai dasar tingkah laku individu, yaitu: (1) komponen internal,
merupakan dorongan yang berdasarkan kebutuhan atau motif, dan (2)
komponen tujuan yang ingin dicapai. Dengan tercapainya tujuan berarti
telah terpenuhi kebutuhan individu. Komponen tujuan sifatnya eksternal
yang berada di luar individu. Sepengaruh dengan itu Maslow mengemukakan
bahwa studi motivasi sebagian merupakan studi tentang tujuan, keinginan
dan kebutuhan manusia.
Dalam suatu motif umumnya
terdapat dua unsur pokok, yaitu; 1) unsur dorongan atau kebutuhan, atau
disebut juga “proses tenaga” yang sifatnya internal dan 2) unsur tujuan,
yang mengandung unsur pembelajaran atau pembiasaan sebagai pengaruh
faktor eksternal. Proses interaksi timbal balik antara kedua unsur
tersebut terjadi dalam diri individu, namun dapat dipengaruhi oleh
sesuatu di luar diri manusia. Misalnya kondisi cuaca, kondisi lingkungan
dan sebagainya. Oleh karena itu dapat saja terjadi perubahan motivasi
pada diri seseorang dalam waktu singkat, jika ternyata motivasi yang
pertama mendapat hambatan atau mungkin tidak terpenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar