Kalau ingin melihat kondisi masa depan suatu bangsa, lihatlah keadaan anak-anak atau remaja masa sekarang. Jika remaja kita saat ini akhlaknya bagus, prestasinya baik, insya Allah bangsa indonesia masa depannya akan baik. Sebaliknya jika remaja sekarang akhlaknya kurang bagus, perkataan yang kasar dan jorok, suka merokok, terlibat narkoba, nongkrong di pinggir jalan, bergaul secara bebas, kurang terkontrol oleh orang tua, sungguh sangat sedih dan ngeri membayangkan masa depan bangsa ini.
Banyaknya kasus perkosaan, pembunuhan, tawuran dan
kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak remaja yang berujung pada
korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara, tidak bisa terlepas dari
peran pendidikan. Memang pendidikan bukanlah segalanya, tapi segalanya
berasal dari pendidikan.
Kalau kita kaji
akar masalahnya, pendidikan kita masih kurang menyentuh sisi kehidupan
yang sebenarnya yaitu kehidupan setelah kematian. Setelah kematian
itulah kehidupan yang sebenarnya. Sukses di dunia tak berarti apa-apa
jika sengsara setelah mati. Begitu juga sengsara di dunia tak berarti
apa-apa jika setelah kematian mengalami kebahagiaan. Sungguh sangat
beruntung apabila seseorang mengalami kesuksesan baik dalam kehidupan
dunia dan kehidupan akhirat.
Para guru
mendoktrin bahwa kesuksesan seseorang akan terlihat dari profesi yang
disandangnya kelak. Jadi dokter, politikus, pengacara, polisi, guru,
pengusaha besar hingga presiden. Jarang sekali guru mendoktrin siswa
bahwa kesuksesan akan tercapai kalau kita memiliki iman yang kuat,
sholat yang khusu’, kedekatan kepada Tuhan, dan akhlak yang baik.
Sehingga yang banyak terjadi sekarang adalah orang berlomba-lomba untuk
memperoleh profesi yang diinginkannya dengan menghalalkan segala cara
tanpa memperhatikan aspek keimanan dan akhlak yang mulia. Jika menjadi
pejabat akan menggunakan jabatannya untuk mengambil keuntungan pribadi
sebesar-besarnya, membuat kebijakan yang menyimpang dari norma-norma
dan berusaha mempertahankan jabatannya dengan cara-cara yang tidak
benar. Jika menjadi guru akan berusaha mengelabui siswa-siswanya untuk
keuntungan pribadinya tanpa mempedulikan nasib dan masa depan siswanya.
Jika menjadi pengusaha akan membuat produk-produk yang merugikan dan
menyengsarakan masyarakat, dan lain sebagainya.
Namun
jika seseorang dibekali dengan keimanan yang kuat dan akhlak yang
mulia, seorang pejabat akan menggunakan jabatannya untuk membuat
kebijakan amar makruf nahi munkar demi kemaslahatan masyarakat, seorang
guru akan mendedikasikan waktu, tenaga dan kemampuannya untuk mendidik
dan mengajar siswa dengan sungguh-sungguh sehingga menghasilkan
generasi yang bagus prestasinya dan baik akhlaknya, seorang pengusaha
akan menghasilkan produk yang halal dan baik serta aman dikonsumsi
masyarakat.
Oleh karena itulah, perlunya tim
pengembang kurikulum di sekolah merumuskan kurikulum pendidikan
berbasis akhlakul karimah yang standar kompetensinya adalah siswa
memiliki pemahaman dan pengamalan yang berhasil dalam kehidupan dunia
dan akhirat. Kurikulum ini menitikberatkan akhlak sebagai pondasi dasar
siswa dalam belajar. Dengan demikian ini akan sangat memudahkan bagi
guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan memudahkan siswa dalam
memahami dan mengamalkan pelajaran. Guru akan mengerti bagaimana
menjadi seorang guru yang baik, siswa akan belajar bagaimana belajar
yang baik. Dengan akhlak, guru akan mendidik dan mengajar dengan kasih
sayang dan perhatian yang maksimal kepada siswa.
Dengan
akhlak yang baik siswa akan menghargai dan menghormati guru baik di
kelas maupun di luar kelas, tidak ada lagi siswa yang ribut atau tidur
di kelas. Dengan kurikulum pendidikan berbasis akhlakul karimah siswa
dibekali dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan, sehingga segala
perilaku siswa baik di sekolah, di rumah dan di lingkungan masyarakat
akan mencerminkan nilai-nilai kebaikan dan kemuliaan. Setiap mata
pelajaran diintegrasikan dengan muatan nilai-nilai agama dan akhlakul
yang baik. Sehingga indikator yang dicapai siswa tidak hanya mampu
memahami pelajaran secara kognitif dan psikomotorik, namun sisi afektif
juga akan tercapai. Dengan demikian, akan kita temui anak-anak sekolah
yang santun, tertib dan taat menjalankan perintah agamanya, sehingga
kelak mereka akan menjadi profesional-profesional yang tangguh dengan
berbekal keimanan dan pancaran akhlak yang mulia, akhirnya kita
berharap agar masa depan bangsa ini akan jauh menjadi lebih baik
daripada kondisi sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar