Sabtu, 27 Oktober 2012

Pendidikan Karakter Berbasis Akhlak

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” ( UU SisDikNas, BAB I : pasal 1 ayat 1 ).
Dari pengertian di atas, jelas sekali bahwa pendidikan tidak hanya bertitik berat pada kecerdasan intelektual saja melainkan juga pembentukan karakter anak. Pendidikan tidak hanya sekedar proses belajar guna mengejar kecerdasan tetapi juga harus mengembangkan potensi lain yang dimiliki peserta didik dan mendapat perhatian dari pendidik agar dapat berkembang secara optimal.
 Pendidikan karakter anak harus dikembangkan di sekolah-sekolah, khususnya di Sekolah Dasar yang merupakan  dasar pembentukan karakter atau kepribadian anak agar saat mereka dewasa mempunyai akhlak yang baik (akhlakul kharimah).
Fenomena yang terjadi saat ini, anak kurang mengerti sopan santun dalam berbicara dan bersikap kepada guru, orang tua ataupun orang yang lebih tua. Nilai kesopanan seakan-akan mulai luntur di masyarakat kita, khususnya generasi penerus bangsa. Hal inilah yang harus menjadi “koreksi” kita sebagai seorang guru dan juga didukung oleh peran orang tua dalam membentuk karakter anak.
sangat penting dalam pembentukan karakter siswa, khususnya di tingkat Sekolah Dasar karena anak cenderung menuruti apa yang diperintahkan dan diucapkan sang guru kepada mereka. Anak di tingkat Sekolah Dasar lebih mengagumi, mempercayai dan bahkan meniru apapun yang dilakukan gurunya dibandingkan orang tua mereka.
Oleh sebab itu, pendidikan karakter lebih tepat ditanamkan kepada anak saat mereka duduk di bangku Sekolah Dasar . Hal ini juga dipertegas oleh Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh yang menyatakan pendidikan karakter akan semakin dikuatkan implementasinya di semua jenjang pendidikan sejak tahun ajaran baru 2011/2012 yang dimulai pada Agustus nanti. (dikutip dari koran Tempo tanggal 3 Mei 2011).
Pendidikan karakter tidak hanya menunjukkan kepada anak mengenai perilaku mana yang benar maupun yang salah, tetapi juga menanamkan kebiasaan dan pemahaman anak sehingga mereka dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat.
Pendidikan karakter berkaitan erat dengan moral dalam proses pembentukan atau perubahan akhlak peserta didik yang dapat diaktualisasikan dengan menerapkan nilai-nilai kejujuran, kesopanan, keadilan, kedisiplinan, tanggung jawab dan lain sebagainya. Di samping itu juga dapat ditanamkan nilai-nilai luhur bangsa kita yang saat ini mulai luntur, misalnya nilai gotong royong, kerjasama dan toleransi khususnya toleransi antar umat beragama.
 Begitu pentingnya pembentukan karakter anak di tengah situasi negeri dimana generasi penerus bangsa banyak yang terjebak kasus narkoba, tawuran antar pelajar, terlibat genk motor, perkelahian, seks bebas dan juga peristiwa lain yang dapat merusak moral generasi penerus bangsa. Jika kita pandang lebih jauh, sepuluh tahun atau dua puluh tahun mendatang Negara kita akan terpuruk jika generasi penerusnya memiliki karakter yang jauh dari kepribadian yang bermartabat dan berakhlak mulia.
Dari fenomena-fenomena yang dipaparkan di atas, jelas sekali para orang tua akan merasa khawatir dengan masa depan anak mereka kelak saat dewasa. Para orang tua tidak ingin akhlak anak mereka merosot dan tidak bermartabat yang jauh dari  karakter bangsa kita yang mempunyai nilai-nilai luhur berdasar Pancasila. Oleh karena itulah, pendidikan karakter berbasis akhlakul kharimah harus diterapkan dimanapun berada, tidak hanya di lingkungan keluarga tetapi juga di sekolah-sekolah, khususnya di tingkat Sekolah Dasar.
Di lingkungan keluarga misalnya dengan cara mengajarkan sopan santun berbicara dan bersikap yang baik serta orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anaknya. Selain itu juga dapat dilakukan dengan memasukkan anak ke sekolah non-formal untuk mendapat pendidikan agama (disamping pendidikan agama yang diperoleh  anak di sekolah) misalnya TPA. Penerapan pendidikan karakter berbasis akhlak di sekolah dapat dilakukan dengan menambah ekstrakurikuler keagamaan, kepramukaan dan penanaman budi pekerti dalam kurikulum sekolah serta mengimplementasikan langsung dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mengenai nilai-nilai luhur bangsa kita yang berdasarkan Pancasila.
Di samping upaya di atas juga diperlukan adanya peran serta orang tua, guru serta masyarakat dalam mendukung terwujudnya pembentukan karakter anak yang berbasis akhlak agar kelak saat mereka dewasa akan menjadi manusia yang tidak hanya cerdas di bidang intelektual tetapi juga cerdas di bidang spiritual.
Dengan demikian Negara kita akan menjadi Negara yang bermartabat yang mempunyai generasi penerus bangsa yang bermartabat pula sehingga tidak akan dipandang sebelah mata oleh Negara lain serta dapat terwujudnya  Tujuan Pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2012. SAMBO KRITIS| Kembali ke Atas